WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Pemilik salah satu pesantren di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Moh Syukur (MS), ditangkap polisi. Dia diduga melakukan pemerkosaan terhadap santriwati hingga melahirkan.
“Saya menyesalkan dan mengutuk peristiwa ini. Saya pastikan izin operasional pesantren dicabut,” tegas Menag di Jakarta, pekan lalu.
“Saya juga minta hukum berat pelaku,” lanjutnya.
Menag mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah strategis menyikapi masalah ini.
Selain menutup dan menghentikan kegiatan belajar mengajar di lembaga tersebut, Kemenag juga memulangkan seluruh santri ke daerah asal masing-masing.
“Kemenag akan membantu mereka mendapatkan sekolah lain untuk melanjutkan belajarnya,” ujar Menag.
“Kemenag bersinergi dengan madrasah-madrasah di lingkup Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama,” sambungnya.
Gus Yaqut, panggilan akrabnya, menegaskan bahwa Kemenag berada di pihak para korban.
Kemenag akan memberikan perlindungan kepada para pihak yang melaporkan kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan keagaman.
“Kemenag menyatakan perang terhadap pelaku kekerasan seksual dan akan bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk mengejar dan membersihkan predator seksual di lembaga pendidikan keagamaan,” tandasnya.
Sebagaimana ramai diberitakan, Kapolres OKU Selatan, AKBP Indra Arya Yudha membenarkan adanya kasus perkosaan terhadap santri di Kabupaten Oku Selatan, Sumatera Selatan.
Menurut Kapolres, MS melancarkan aksinya pada 21 April 2021 lalu.
Akibat perbuatannya, korban hamil dan sudah melahirkan bayi berusia seminggu.