WARTABANJAR.COM, WASHINGTON – Debat calon presiden Amerika Serikat telah diselenggarakan tahap pertama, dan hasilnya cukup mengundang perhatian para pengamat. Ketidaktenangan yang ditunjukkan calon presiden dari Partai Republik AS, Donald Trump, berpotensi memberi keunggulan pada saingannya dari Partai Demokrat AS, Kamala Harris, kata para pakar kepada Sputnik.
Direktur Independent Institute Center on Peace and Liberty Ivan Eland meyakini Harris mengalahkan Trump dalam gaya berdebat dan penguasaan isu-isu kebijakan.
Baca juga:Hakim Menunda Vonis untuk Trump Sampai Pemilu AS Rampung
Kinerja Harris mungkin cukup baik untuk mendapatkan dukungan yang dia butuhkan untuk memenangkan Pilpres AS.
“Lebih dari seperempat pemilih mengatakan bahwa mereka perlu mengetahui lebih banyak tentang Harris. Dalam hal ini, saya pikir Harris mungkin akan memperoleh cukup suara untuk menang,” kata Eland.
Redaktur Pelaksana Majalah Covert Action dan komentator politik Jeremy Kuzmarov berpendapat bahwa kegagalan Trump mengendalikan emosinya mungkin akan membuat dia kalah dalam debat pilpres di mata sebagian pemilih yang belum menentukan pilihannya.
“Dalam penilaian saya, Harris mungkin yang paling diuntungkan karena Trump terkadang tampak marah dan melontarkan klaim menggelikan,” katanya.
Trump juga dinilai berlebihan dalam mengulas tema imigrasi ilegal, serta secara keliru mengklaim Harris adalah seorang Marxis, menurut pandangan Kuzmarov.
Sejarawan konstitusi AS Dan Lazare berpendapat debat tersebut berakhir seri, namun Lazare mengakui bahwa Harris unggul dalam sejumlah hal dengan segera membalas tuduhan Trump.