WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu masih menyisakan duka mendalam bagi korban dan keluarga mereka.
Belum lama ini, ada survei digelar oleh Indikator Politik Indonesia terkait siapa pihak paling bertanggung jawab dalam tragedi ini.
Hasil survei mencatat penilaian masyarakat bahwa kepolisian menjadi pihak paling bertanggung jawab atau paling bersalah terhadap Tragedi Kanjuruhan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis temuan survei secara daring, Minggu (13/11/2022).
Burhanuddin mengatakan 39,1 persen masyarakat menyebut aparat kepolisian yang paling banyak bertanggung jawab, terutama mereka yang melontarkan gas air mata.
Lalu, Burhanuddin menjabarkan 27,2 persen masyarakat menilai penyelenggara liga yang paling bertanggung jawab.
Selanjutnya, 13 persen yang menyebut PSSI.
Selain itu, 10,2 persen responden menyalahkan suporter.
Dilanjutkan dengan 7,6 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu.
Sebanyak 1,7 persen menyalahkan TNI dan 1,3 persen memilih pihak lain.
“Artinya tidak ada yang dominan. Meskipun paling banyak menyebut aparat kepolisian, tidak ada yang di atas 50 persen,” jelas Burhanuddin.
Lalu, Burhanuddin juga bertanya pendapat para responden terkait pihak kepolisian yang menyatakan tembakan gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan telah sesuai prosedur karena aksi supporter dan penonton sudah anarkis.
Hasilnya, 64,5 persen responden tidak setuju, sedangkan yang setuju sebanyak 25,4 persen.
Sebelumnya, Personel Polres Malang Kota melakukan aksi sujud bersama untuk memohon ampun dan maaf atas Tragedi Kanjuruhan.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut memberikan komentarnya.
Sahroni menilai langkah sujud untuk memohon maaf itu merupakan sebuah bentuk tanggung jawab moral yang memang mesti dilakukan.
Ia meminta Polri serius dalam mengusut Tragedi Kanjuruhan.