Peringatan 1 Dekade Wafatnya Ayah Kim Jong Un, Sang Pemimpin Gelar Konser Hingga Rakyat Dilarang Ketawa 11 Hari

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN-Di tengah krisis yang melanda Korea Utara, pemerintahan Kim Jong Un menggelar serangkaian acara seni, konser, hingga kelas khusus untuk mengenang 1 dekade atau 10 tahun wafat Kim Jong Il hari ini, Jumat (17/12/2021).

    Seorang pejabat dari Kota Tanchon mengatakan, Provinsi Hamgyong Selatan merencanakan beberapa acara dalam rangka mengenang Kim Jong Il.

    Acara itu meliputi pameran seni dan fotografi, konser kenangan hingga pameran bunga Kimjongilia.

    “Belum lama ini, seorang tentara perempuan memainkan akordeon bergabung dengan timnya. Dia menyanyikan lagu dan membaca puisi memuji Kim Jong Il,” ujar sumber tersebut.

    Selain itu, pemerintah juga memanfaatkan veteran militer untuk memamerkan pencapaian dan kontribusi mendiang Kim Jong Il selama hidup.

    “Tim propaganda dan ceramah veteran tentara ini terdiri dari perwira militer berusia 50-60 tahun. Mereka berkunjung ke setiap pabrik, perusahaan dan unit pengawas lingkungan guna mendidik orang soal kerja keras dan dedikasi Kim Jong Il,” kata sseorang sumber, dilansir dari Radio Free Asia.

    Meski peringatan kematian ayah Kim Jong Un tersebut baru berlangsung hari ini.

    Seorang penduduk dari daerah Puryong mengatakan bahwa ceramah dan pertunjukan sudah lebih dulu dimulai di beberapa bagian provinsi.

    Katanya, orang-orang yang ditugaskan Kim Jong Un datang dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk sang ayah.

    Mereka juga menggelar ceramah singkat soal kehebatan dan prestasi Kim Jong Il.

    Warga itu menilai perayaan tersebut tak perlu di tengah krisis pangan yang tengah menjerat Korut.

    “Mungkin akan lebih baik memasok penduduk dengan batu bara atau kayu bakar selama musim dingin, daripada ceramah dan propaganda, yang sungguh mirip kicauan burung beo,” katanya.

    Dalam rangka memperingati satu dekade wafatnya mantan pemimpin Korea Utara itu, pemerintah juga melarang warga melakukan kegiatan yang merusak suasana duka, termasuk tertawa.

    Salah satu warga di Kota Sinuiju mengatakan, selama masa berkabung warga tak boleh minum alkohol, tertawa, atau melakukan aktivitas bersenang-senang.

    Pemerintah, katanya, juga melakukan pengawasan ketat selama masa berkabung.

    “Di masa lalu, banyak orang tertangkap minum-minum atau mabuk di masa berkabung akhirnya ditangkap dan dianggap sebagai pelaku kejahatan ideologi. Mereka dibawa dan tak pernah terlihat lagi,” tutur warga itu.

    Ia juga bercerita, “Bahkan jika anggota keluarga kalian meninggal di masa berkabung, kalian tidak boleh menangis terlalu keras dan jasadnya hanya bisa dibawa setelah masa berkabung berakhir. Warga tidak bisa merayakan ulang tahun jika jatuh di masa berkabung.” (brs/berbagai sumber)

    Baca Juga :   Sembilan Bulan Digempur Israel, 38 Ribu Warga Palestina Tewas di Gaza

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI