Cara Mengajarkan Puasa Ramadhan Kepada Anak Penderita Autisme

    WARTABANJAR.COM, JAKARTA-Memiliki anak autis tentu tak mudah bagi para orangtua, khususnya dalam mengajari mereka apa pun, termasuk puasa.

    Diperlukan cara khusus tentunya agar anak-anak dengan gangguan autisme bisa ikut berpuasa seperti halnya yang lain.

    Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Adriana Soekandar Ginanjar mengatakan bahwa anak yang mengalami Autism Spectrum Disorders (ASD) bisa diajarkan berpuasa Ramadhan namun ada sejumlah hal khusus yang harus diperhatikan.

    “Cukup banyak anak yang mungkin gangguannya cukup berat tapi akhirnya ikut berpuasa. Sebenarnya, anak belajar melalui meniru, observasi dari kegiatan (orang tua) di rumah, ritualnya (ibadah) berjalan, misalnya dari kecil sudah dibangunkan untuk sahur,” kata Adriana kepada ANTARA, ditulis pada Sabtu (17/4/2021).

    Lebih lanjut, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kebiasaan tersebut tidak bisa langsung ditiru dan diimplementasikan anak.

    Sebagaimana anak-anak pada umumnya, pengenalan kebiasaan ini dilakukan secara bertahap.

    “Misalnya, kalau pun dia masih belum bisa berpuasa penuh dan lapar di jam 10, boleh makan, lalu nanti puasa lagi. Kemudian orangtua juga bisa membuatkan makanan yang lebih enak saat berbuka, dan lainnya. Jadi memang ini harus bertahap,” kata wanita yang pernah bergabung di sekretariat ASEAN Autism Network (AAN) tersebut.

    Sama seperti puasa, pengenalan ibadah dan aktivitas keagamaan lainnya seperti shalat kepada anak autisme, juga bisa dikenalkan sejak dini.

    Tidak bisa begitu saja dipaksakan pada anak, karena tergantung pemahaman anak.

    “Salat juga diajarkan, walaupun mungkin bacaannya hanya dari imamnya saja, dengan dia mengikuti urutan gerakannya. Memang bertahap, makin lama kalau anaknya pemahamannya bagus tentu bisa dijelaskan tentang agama, manfaat puasa untuk kesehatan, dan lainnya,” jelas Adriana.

    “Ada beberapa yang kuat (berpuasa) walaupun ada anak yang lainnya makan. Bahkan ada juga yang suka baca Al-Quran. Dasarnya memang dari rumah. Kalau dibiasakan, maka anak akan terbiasa. Asal mengajarkannya tidak dengan ancaman, tapi lebih ke reward,” imbuh wanita yang terlibat di Yayasan Autisma Indonesia tersebut. (ant)

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI