WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Akhir-akhir publik Tanah Air dikejutkan dengan data kesehatan yang menunjukan banyaknya anak-anak yang mengalami gaga ginjal hingga cuci darah.
Banyak pasien cuci darah yang usianya masih anak-anak remaja di RSCM Jakarta.
Menurut diagnosa medis, salah satu penyebab banyaknya jumlah penderita gangguan ginjal dan mengakibatkan harus cuci darah adalah gaya hidup anak yang kurang mengonsumsi air putih.
Anak-anak masa kini lebih banyak mengonsumsi minuman ringan dan berwarna serta terlalu mengandung banyak gula dan pengawet.
Menanggapi kasus tersebut, Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU), dr Riza Mazidu mengatakan cairan yang masuk ke dalam tubuh akan disaring oleh ginjal.
“Jika minuman-minuman tersebut mengandung bahan pewarna tentu berpotensi akan merusak ginjal,” kata Riza kepada NU Online, Sabtu (3/8/2024).
Riza Mazidu menjelaskan, fungsi air putih dalam pencegahan gagal ginjal.
“Ketika tubuh kekurangan cairan akan menyebabkan pembuluh darah menyempit. Pembuluh yang di ginjal juga bisa menyempit dan suplai darah berkurang, akhirnya ginjal terganggu,” katanya.
Untuk itu kebutuhan air putih sangat diperlukan oleh anak-anak sejak dini.
Kebutuhan cairan adalah 0,5-1 mililiter per kilogram berat badan per jam.
Dokter yang turut menjadi salah satu petugas haji klaster kesehatan pada musim haji 2024 ini juga mengakui anak-anak dan remaja saat ini sering abai akan pentingnya kebutuhan air mineral bagi tubuh.