WARTABANJAR.COM, DENPASAR – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur menewaskan sejumlah warga di sana. Selain itu, erupsi juga mengganggu rute penerbangan dari dan akan ke Flores.
Suster Nikoline menjadi salah satu korban meninggal. Ia merupakan pemimpin Komunitas Hokeng (Muder), yakni kelompok biarawati yang bekerja di sekitar Lewotobi. Dalam erupsi yang terjadi pada Senin (04/11/2024) dini hari, Nikoline tengah tidur di kamarnya.
Kepala Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Flores Timur, Fredy Moat Aeng menyebut, Nikoline ditemukan meninggal dalam kamar. Kabarnya, batu api dari letusan Gunung Lewotobi terlontar hingga masuk ke kamar tidur Suster Nikoline. Akibatnya, kamar Nikoline terbakar hingga korban tak mampu menyelamatkan diri.
Baca juga: BPOM Uji Sampel Anggur Shine Muscat, ini Hasilnya
“Ada batu api hempasan dari Gunung Lewotobi mengenai atap bangunan dan jatuh menimpa Suster dan terbakarlah kamar itu bersama Suster Nikoline,” kata Fredy seperti dikutip Wartabanjar.com.
Erupsi Gunung Lewotobi berdampak pada tujuh desa di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura. Ketujuh desa itu adalah Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang, Pululera, dan Dulipali.
Warga ketujuh desa mengungsi ke tiga desa terdekat di Kecamatan Titehena, yaitu Desa Konga, Lewolaga, dan Bokang. Pemerintah setempat sudah mendirikan tenda untuk menampung para pengungsi.
Selain menimbulkan korban jiwa, erupsi juga mengganggu rute penerbangan. Pejabat sementara (Pjs) General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Ibnu Solikin menyebut, enam penerbangan rute Ngurah Rai – Bandara Internasional Komodo Labuhan Bajo, Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dibatalkan hari ini.