WARTABANJAR.COM – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengujian sampel laboratorium untuk anggur shine muscat yang masuk ke Indonesia.
Koordinasi bersama dengan Badan Pangan Nasional dan Badan Karantina Indonesia, BPOM mengambil tindakan ini menyusul dengan hasil laporan lab yang dilakukan organisasi non pemerintah (Thailand Pesticide Alert Network/Thai-PAN) dan Dewan Konsumen Thailand/TCC).
Yakni 24 sampel ditemukan 23 di antaranya diketahui mengandung residu pestisida yang melebihi batas aman.
Sampel anggur shine muscat diambil khusus wilayah entry point (titik masuk). Yakni di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bandar Lampung, Makassar, Pontianak, dan Medan.
Baca Juga
Pelipatan Suara Pilkada Kalsel di Banjarmasin Ditarget 2 Hari
Berdasarkan hasil laboratorium tidak terdeteksi adanya residu pestisida Chlorpyrifos.
“Hasil Pengujian sampel dari wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Bandar Lampung yang dilakukan laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM dengan parameter uji residu pestisida Chlorpyrifos menggunakan metode Gas Chromatography Tandem Mass Spectrometry (GC-MS/MS) (LOD 0.02 ug/kg/LOQ 0.07 ug/kg)menunjukkan hasil tidak terdeteksi adanya residu pestisida Chlorpyrifos,” kata Kepala BPOM Ikrar Taruna pada Senin 4 November 2024.
Meski begitu, BPOM mengimbau masyarakat untuk melakukan beberapa hal pencegahan saat mengonsumsi buah-buahan tanpa dikupas.
Yakni disarankan untuk dicuci terlebih dahulu dengan air bersih mengalir.
“Kemudian, untuk kehati-hatian terhadap residu pestisida tertentu disarankan dilanjutkan dengan mengupas kulit buahnya. Pencucian yang bersih dan pengupasan kulit buah dapat mengurangi risiko paparan residu/cemaran lain yang masih tertinggal di permukaan buah,” katanya.(atoe)