WARTABANJAR.COM, CHICAGO – Emas menguat lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari keenam berturut-turut, didorong oleh penurunan dolar dan imbal hasil (yield) obligasi AS saat investor mengabaikan petunjuk Federal Reserve tentang kemungkinan tapering langkah-langkah dukungan ekonomi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi ditutup pada 1.881,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (19/5), emas berjangka terangkat 13,5 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 1.881,50 dolar AS.
Emas berjangka naik 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.868 dolar AS pada Selasa (18/5), setelah melambung 29,5 dolar AS atau 1,6 persen menjadi 1.867,60 dolar AS pada Senin (17/5), serta meningkat dua hari sebelumnya masing-masing 14,1 dolar AS atau 0,77 persen dan 1,2 dolar AS atau 0,07 persen.
Risalah pertemuan Fed menunjukkan “sejumlah” pejabat berpikir bahwa jika pemulihan bertahan, mungkin tepat untuk “mulai membahas rencana untuk menyesuaikan laju pembelian aset.”
Risalah Fed pada Rabu (19/5) adalah “secara efektif pengenalan pertama dari pembicaraan resmi tentang tapering (pengurangan pembelian obligasi)… tetapi emas naik, didorong oleh fakta bahwa kami telah melihat imbal hasil dan dolar sedikit berbalik,” kata Bart Melek, kepala analis komoditas di TD Securities.
“Pandangan di luar sana adalah meskipun The Fed berbicara tentang tapering, pada kenyataannya, sangat tidak mungkin bahwa kami akan segera mengurangi akomodasi moneter,” tambah Melek.