Pangeran Charles Kritik Para Penentang Vaksinasi COVID-19

    WARTABANJAR.COM, LONDON-Pangeran Charles dari Inggris, Rabu (17/3/2021) mengkritik mereka yang melobi untuk menentang vaksin virus corona.

    Dia mengatakan suntikan itu dapat “melindungi dan membebaskan” sebagian publik yang paling rentan terjangkit.

    Dalam artikel yang mencakup topik yang luas di Jurnal Kesehatan Masa Depan, di mana dia menyerukan adanya pendekatan yang terintegrasi dalam layanan kesehatan, pewaris tahta Inggris itu juga mengkritik mereka yang bersuara melawan suntikan vaksin COVID-19.

    “Siapa yang mengira bahwa di abad ke-21 akan ada upaya lobi yang signifikan menentang vaksinasi, mengingat rekam jejaknya dalam memberantas berbagai penyakit yang mengerikan dan potensinya saat ini untuk melindungi dan membebaskan sebagian dari mereka yang paling rentan di masyarakat kita dari virus corona?” tulisnya.

    Pangeran berusia 72 tahun itu sempat terkena virus corona pada Maret tahun lalu.

    Ia, dan anggota senior keluarga kerajaan Inggris lainnya, telah gencar mendukung vaksinasi.

    Bulan lalu, Pangeran Charles dan istrinya Camilla (73 tahun) telah menerima dosis pertama dari vaksin COVID-19, sementara Ratu Elizabeth (94 tahun) telah mendorong publik untuk divaksinasi, menegaskan bahwa suntikan itu tidak sakit dan mereka yang ragu-ragu perlu memikirkan orang lain.

    Meski demikian, fokus dari artikel pangeran itu, yang dipublikasikan pada Rabu (17/3/2021) adalah pesan terkait pentingnya integrasi ilmu pengetahuan, kebijakan publik dan perilaku pribadi dalam menghadapi isu kesehatan jangka panjang.

    “Saya juga meyakini bahwa obat-obatan akan perlu mengkombinasikan ilmu pengetahuan biologis dan kepercayaan, harapan, aspirasi, dan pilihan pribadi,” kata Charles yang menyerukan pendekatan dengan pikiran terbuka (open-minded) untuk pengobatan non-konvensional yang manfaatnya telah lama ia dukung meskipun terdapat kritik dari berbagai pihak di sektor medis profesional.

    Pada tahun 2011, seorang profesor pengobatan non-konvensional terkemuka menuduh pangeran telah mempromosikan “perdukunan”, mengatakan bahwa dia dan pendukung terapi alternatif lainnya adalah “penjual minyak ular” yang mempromosikan produk tanpa dasar ilmiah.

    Baca Juga :   7 Mayat Mengapung di Kali Bekasi Viral, Diduga Remaja Tawuran

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI