WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif fakrulloh mengingatkan masyarakat tentang bahaya selfie dengan kartu tanda penduduk (KTP) karena rentan disalahgunakan.
Baru-baru ini muncul fenomena orang melakukan foto selfie dengan dokumen kependudukan seperti KTP-el, lalu menjualnya sebagai non-fungible token NFT di marketplace OpenSea.
NFT dan platform OpenSea menjadi ramai diperbincangkan sejak Ghozali (22), seorang mahasiswa asal Semarang berhasil meraup uang miliaran berkat menjual foto selfienya dalam bentuk NFT di platform tersebut.
Hal ini kemungkinan menjadi pemicu ramainya pengguna baru yang beraktivitas di marketplace OpenSea, bahkan memunculkan fenomena jualan foto selfie bersama KTP.
Selfie dengan KTP elektronik sebetulnya biasa digunakan sebagai salah satu syarat verifikasi dan validasi (verivali) pada sejumlah aplikasi atau layanan berbasis online.
Namun sejumlah pihak malah menggunakan foto tersebut untuk dijual.
Zudan menjelaskan bahwa menjual dokumen kependudukan seperti itu sangat rentan mengalami tindakan kejahatan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Menjual foto dokumen kependudukan dan melakukan foto selfie dengan dokumen KTP-el di sampingnya untuk verivali tersebut sangat rentan adanya tindakan fraud/penipuan/kejahatan oleh ‘pemulung data’ atau pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Pasalnya, data kependudukan dapat dijual kembali di pasar underground atau digunakan dalam transaksi ekonomi online seperti pinjaman online.