WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Momen penuh emosi terjadi saat Ketua DPR RI dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, tak mampu menahan air mata saat menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat. Ia mengakui bahwa kinerja lembaga legislatif yang dipimpinnya belum berjalan sempurna dan penuh kekurangan. Permintaan maaf itu disampaikan dengan suara bergetar dan ekspresi haru yang terasa mendalam.
Tangis Puan ini mencerminkan beban kepemimpinan yang berat, tetapi juga berhasil menyentuh hati sebagian publik. Momen haru ini tercatat dalam beberapa kesempatan:
Pada 30 September 2024, Puan membuka rapat paripurna terakhir DPR RI periode 2019–2024 dengan ucapan permintaan maaf dan apresiasi, sambil meneteskan air mata saat menyambut pelantikan anggota DPR baru.
BACA JUGA:MISTERI EKSTREM DI ANTARTIKA! Gletser Taylor Keluarkan “Air Darah”, Sudah Seabad Ilmuwan Bingung
Kemudian pada 30 Agustus 2025, dalam menghadapi demonstrasi publik, Puan kembali menyampaikan permintaan maaf atas ketidakcukupan kerja DPR dan berjanji akan mengevaluasi kinerja serta lebih mendengar aspirasi rakyat.
Namun, momen haru itu justru berbalik menjadi sorotan tajam netizen. Alih-alih simpati, warganet melontarkan cibiran pedas di media sosial.
Netizen: “Air Mata Buaya?”
Sejumlah komentar bernada sinis langsung bermunculan menanggapi tangisan Puan:
“Apakah ini yang dinamakan air mata buaya?”
“Gak bapaknya, gak anaknya, cucunya sama. Kelakuan turun-menurun, apa warisan kali ya 🗿.”
“Capek ya Bu, mending mundur aja, istirahat.”
“Turun aja Bu, ganti yang lebih kompeten.”