WARTABANJAR.COM, DENPASAR – Fenomena janggal terkait matinya ratusan burung pipit (Estrildidae) di area Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Jumat (22/11/2024) dinilai bukan karena wabah penyakit. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menyatakan ranting pohon tempat kawanan burung itu bertengger patah setelah tersambar petir.
“Pohon tempat kawanan burung bertengger mengalami patah ranting akibat sambaran petir. Sambaran ini mengakibatkan kawanan burung yang sedang beristirahat di pohon tersebut turut tersambar dan mati,” kata Kepala Balai KSDA Bali Ratna Hendratmoko di Denpasar, Senin (25/11/2024).
Ratna mengatakan berdasarkan hasil investigasi/pemeriksaan yang dilakukan, pihaknya mendapat informasi dari petugas pemeliharaan taman dan keamanan Bandara jika insiden ini terjadi pada Jumat malam. Usai kejadian, petugas kebersihan bandara langsung mengevakuasi bangkai burung dari lokasi untuk menjaga kenyamanan pengunjung bandara.
Baca juga: Seru! STSJ Yamaha Ajak Anak Muda Membuat Clay Charm Keychains yang Ramah Lingkungan
Saat tim BKSDA Bali melakukan pengecekan, ditemukan sisa tiga ekor bangkai burung dalam kondisi yang telah mengalami degradasi hingga 90 persen. Hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan nekropsi atau pengambilan sampel atas satwa itu.
Ratna menerangkan, kejadian itu disebabkan oleh faktor alam dan tidak ada indikasi wabah penyakit atau penyebab lain yang menimbulkan kekhawatiran publik.
“Kami tetap akan memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan ekosistem tetap terjaga,” katanya seperti dikutip Wartabanjar.com.