Waspada Cuaca Ekstrem, Basranas Banjarmasin Minta Nelayan Kalsel Tak Melaut

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Semakin ektremnya cuaca di laut membuat Basarnas Banjarmasin, melayangkan imbauan agar nelayan tidak melaut sementara.

    Menurut Basarnas, saat ini cuaca ekstrem sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa nelayan di laut.

    “Saat ini cuaca memang sedang tidak bersahabat, kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang,” kata Kepala Basarnas Banjarmasin Al Amrad di Banjarbaru, Senin (6/3/2023).

    BACA JUGA :Peringatan Dini Cuaca Senin 13 Februari 2023, BMKG: Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Kalimantan

    Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin telah memperingatkan wilayah Kalimantan Selatan berpotensi dilanda hujan ekstrem termasuk potensi gelombang tinggi dan potensi banjir pesisir (rob) di wilayah Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu hingga daerah aliran sungai (DAS) Barito.

    Nelayan Tewas

    Bahkan dalam satu bulan terakhir ini sudah ada dua nelayan meninggal dunia akibat tenggelam ketika mencari ikan saat cuaca ekstrem.

    Kejadian pertama menewaskan Jamal (35), nelayan yang tenggelam di perairan Sungai Barito, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar pada Senin (20/2/2023) saat perahu yang digunakan terbalik diterjang ombak besar. Jasadnya ditemukan pada Selasa (21/2/2023) oleh tim SAR gabungan berjarak sekitar 100 meter dari lokasi tempat kejadian korban hilang.

    BACA JUGA :Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Perairan Selatan Kalimanatan

    Kemudian peristiwa kedua terjadi menimpa Wahyudin (35) nelayan asal Desa Karang Payau, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru yang tenggelam ketika mencari udang di muara sungai Bangkalan Desa Bangkalan, Kecamatan Kelumpang Hulu, pada Sabtu (4/3/2023) sore sekitar pukul 15.30 Wita.

    Korban terjatuh dari perahu ketika keadaan cuaca hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Jasadnya kemudian ditemukan pagi hari ini berjarak sekitar 100 meter ke arah hilir dari last known position (LKP) atau posisi terakhir diketahui ketika korban terjatuh.

    Amrad mengingatkan pula agar nelayan selalu menggunakan alat pelindung diri atau alat apung seperti life jacket dan alat bantu apung lainnya demi menjaga keselamatan.

    “Karena kita tidak tahu kapan musibah datangnya, sehingga apabila beraktivitas di laut maupun sungai tetap mengutamakan keselamatan,” ujarnya.

    Baca Juga :   Unit Patroli Sat Samapta Polres Banjarbaru Cek Debit Air Sungai Kemuning

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI