WARTABANJAR.COM, JAKARTA-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini perihal potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang dapat terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia pada Sabtu (8/5/2021).
Dalam peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang adalah seperti berikut ini:
- Aceh
- Banten
- DKI Jakarta
- Gorontalo
- Jambi
- Jawa Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Lampung
- Maluku
- Nusa Tenggara Barat
- Papua
- Papua Barat
- Riau
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Tenggara
- Sulawesi Utara
- Sumatera Barat
- Sumatera Selatan
Hujan disertai kilat dan angin kencang siang dan sore di wilayah DKI Jakarta meliputi:
- Jakarta Selatan
- Jakarta Barat
- Jakarta Timur
Hujan disertai petir dan angin kencang hampir merata di kab/kota di Jawa Barat, meliputi daerah:
- Bekasi
- Depok
- Ciamis
- Kota Bogor
- Pangandaran
- Purwakarta
- Karawang
- Subang
- Indramayu
- Cirebon
- Kuningan
- Sumedang
- Ciamis
- Tasikmalaya
- Garut
- Banjar
- Majalengka
- Bandung Raya.
Gelombang tinggi 2,5-4 meter:
- Perairan Barat Kepulauan Mentawai
- Perairan Barat Pulau Enggano – Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan dan Barat, Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai – Lampung, Perairan Selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas bagian Selatan, dan Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Sumbawa.
BMKG mengimbau untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni pada perahu nelayan, kapal tongkang, kapal Ferry, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar.
Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, diimbau untuk tetap selalu waspada.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan lembaganya hingga kini masih menghadapi tantangan terkait upaya penyebaran informasi peringatan dini agar masyarakat lebih waspada.
Dia mengatakan peringatan dini yang dikeluarkan pihaknya tidak selalu menarik maupun mendapat perhatian masyarakat, contohnya saat mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Tropis Seroja.
“Ada pakar sosial media yang menganalisis saat peringatan dini dikeluarkan, menjadi tren yang naik, tetapi kemudian kalah dengan trendingnya yang lain jadi peringatan dini dianggap tidak menarik,” katanya. (ant)