Dolar Melemah Setelah Pemerintah AS Klaim Angka Ini


    WARTABANJAR.COM, NEW YORK – Mata uang aman atau safe-haven dolar AS melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), saat investor beralih ke mata uang berisiko setelah data menunjukkan bahwa klaim pengangguran Amerika Serikat turun di minggu terakhir, sementara angka produk domestik bruto yang mengerikan sesuai ekspektasi.

    Perekonomian AS mengalami kontraksi pada laju tertajam sejak Perang Dunia Kedua pada tahun lalu ketika COVID-19 menghancurkan bisnis-bisnis jasa seperti restoran dan maskapai penerbangan, membuat jutaan warga Amerika kehilangan pekerjaan dan jatuh miskin.

    Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan secara terpisah bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran berjumlah 847.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 23 Januari. Angka itu turun 67.000 dari minggu sebelumnya, tetapi klaim tetap jauh di atas puncak 665.000 mereka selama Resesi Hebat 2007-09.

    “Data AS yang masuk mendukung tingkat pengambilan risiko, dengan PDB kuartal keempat naik mendekati ekspektasi, dan klaim pengangguran turun lebih besar dari yang diperkirakan,” kata Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global di Action Economics.

    Saham-saham AS juga rebound pada Kamis (28/1) dari penurunan tajam di hari sebelumnya ketika musim laporan keuangan dimulai dengan awal yang kuat dan kekhawatiran mereda di sekitar hedge fund yang menjual posisi jangka panjang untuk menutupi posisi jangka pendek.

    Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,26 persen pada Kamis (28/1) menjadi 90,429. Indeks semula naik menjadi 90,859, sementara mata uang berisiko termasuk dolar Australia turun ke posisi terendah satu bulan.

    Baca Juga :   Suguhkan Aneka Perlengkapan Olahraga, ASICS Resmikan Toko ke 18 di Duta Mall Banjarmasin

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI