WARTABANJAR.COM, CHICAGO – Emas tergelincir lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang penurunannya untuk hari keempat berturut-turut, karena ekspektasi untuk pemulihan ekonomi mengangkat dolar lebih kuat dan imbal hasil (yields) acuan obligasi pemerintah AS lebih tinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terpuruk lagi 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi ditutup pada 1.772,80 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Selasa (16/2/2021), emas berjangka anjlok 24,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.799,00 dolar AS.
Emas berjangka juga turun 3,6 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.823,20 dolar AS pada Jumat (12/2/2021), setelah jatuh 15,9 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.826,80 dolar AS pada Kamis (11/2/2021), dan menguat 5,2 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.842,70 dolar AS pada Rabu lalu (10/2/2021).
Bursa COMEX tutup pada Senin (15/2/2021) untuk libur Hari Presiden AS.
“Ekonomi AS diperkirakan perlahan pulih,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Optimisme untuk menang atas virus corona ditunjukkan dalam dolar yang sedikit lebih kuat dan dalam imbal hasil obligasi AS 10 tahun, yang naik ke level tertinggi sejak Februari 2020, Meger menambahkan.
Meningkatnya optimisme untuk rencana stimulus AS senilai 1,9 triliun dolar AS dan meningkatnya ekspektasi inflasi mendorong patokan untuk imbal hasil obligasi lebih tinggi, yang pada gilirannya mengangkat dolar ke puncak lebih dari satu minggu.