WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menghimbau masyarakat pemudik terkait perubahan iklim. Karena oerubahan iklim berisiko untuk kesehatan kerumunan mudik.
“Kalau anda berisiko untuk mudah terinfeksi seperti orang tua, orang dengan ‘komorbid’, punya risiko untuk tertular kan? Kita sadar diri saja untuk memakai masker,” kata anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular IDI, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan SpP(K) dalam diskusi daring “Menjelang Mudik Lebaran” di Jakarta, Rabu.
Erlina mengatakan musim hujan juga berpotensi menurunkan sistem imun pada sebagian orang. Oleh karena itu, berkerumun adalah saat dimana orang perlu meningkatkan kewaspadaan, termasuk menjaga tubuhnya tidak tertular penyakit yang dapat menyerang saluran pernapasan seperti COVID-19, contohnya, atau penyakit Flu Singapura yang kasusnya sedang meningkat oleh adanya infeksi Coxsackievirus.
Terkait Coxsackievirus, kata Erlina seperti dilansir Wartabanjar.com, modus penularan cukup banyak. Umumnya adalah kontak langsung dengan penderita lewat ruam lenting pada kulit yang terbuka (pecah) atau cairan droplet menyentuh mulut dan rongga mulut kita, atau lewat makanan yang masuk ke mulut.
Baca juga: PT Pertamina Sepakat Usulan DPR Sikat SPBU Nakal, Tapi…
Penyakit itu membuat penderitanya demam, batuk dan sakit tenggorokan dengan masa inkubasi rata-rata 10 sampai 14 hari.
Kematian akibat penyakit ini masih sangat jarang terjadi, tingkatnya masih di bawah penyakit Monkey Pox atau cacar monyet yang angka kematiannya antara tiga sampai enam persen.