WARTABANJAR.COM, MEDAN – Tewasnya siswa yang merupakan korban tawuran di Medan, Sumatera Utara, menyisakan kisah pedih bagi ibundanya.
Siswa bernama Eko Farid itu, meninggalkan ibunya yang tinawicata dan kini hidup sebatangkara.
Reni, ibunda Eko Farid, terus terisak saat jenazah anaknya diangkat menggunakan keranda mayat dibalut kain berwarna hijau.
Reni nampak lemas tak kuasa melihat jenazah anak semata wayangnya diangkat ke mobil ambulance menuju liang lahat.
Wanita yang mengenakan mukena berwarna putih ini merupakan tunawicara.
Melihat raut wajahnya, tampak Bunda Reni ingin menjerit sejadi-jadinya melihat jenazah almarhum Eko Farid. Namun teriakan itu rasanya tak mampu ia lampiaskan.
Ia hanya bisa memeluk tetangganya yang berusaha menenangkan nya.
Reni merupakan orangtua tunggal. Sejak ditinggal suaminya ia merawat anaknya seorang diri bekerja serabutan kadang sebagai juru cuci pakaian rumah ke rumah.
Melihat anaknya tewas mengenaskan dibantai, sejak jenazah tiba pada Sabtu dinihari ia tak henti-hentinya menangis.
Dikutip dari @tkpmedan, dari keterangan saksi, ia bersama korban berangkat dari sekolah untuk berjumpa dengan rekan-rekannua.
Setelah berkumpul sekitar 10 sepeda motor korban dan rekanya berangkat ke arah Jalan Kpt Sumarsono dan berjumpa dgn Tlteman2nya sekitar 50 Speda motor dan terlibat tawuran.
Merasa kalah jumlah, korban dan saksi melarikan diri
Kemudian pada saat saksi dan korban mengisi Bahan Bakar di SPBU Global Jln Sumarsono korban didatangi beberap orang,
Korban melarikan diri tetapi dikejar dan korban ditusuk senjata tajam di paha kaki kiri.