Besok 26 April, BNPB Imbau Masyarakat Bunyikan Klakson, Sirine, Kentongan, Pukul 10.00 WIB

Suharyanto berharap, kesiapsiagaan masyarakat di Gunung Merapi dapat menjadi contoh daerah lain, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di gunung berapi lainnya, mengingat Indonesia memiliki 127 gunung api yang masih aktif.

Terakhir, Suharyanto mengimbau kepada seluruh unsur pentaheliks untuk berpartisipasi dalam puncak peringatan HKB 2022 dengan membunyikan lonceng atau sirine pukul 10.00 wakti setempat dan melakukan simulasi evakuasi mandiri.

Sementara itu, dukungan Hari Kesiapsiagaan Bencana juga disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Dwikorita menyebutkan, peran BMKG dalam memberikan peringatan dini harus didukung penuh oleh peran masyarakat.

Dwikorita menjelaskan, peringatan dini bencana dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek hulu dan hilir. Aspek hulu berhubungan dengan teknologi yang terdiri dari analis, prediksi, dan penyebar luasan informasi. Sementara di bagian hilir adalah aspek yang berkaitan dengan masyarakat.

Ia menjelaskan, peringatan dini yang dikirimkan oleh BMKG selama 24 jam akan masuk ke sistem-sistem yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Namun, apabila di daerah sistemnya tidak berjalan karena berbagai faktor, maka korban akan tetap timbul.

“Semua aspek yang ada pada bagian hulu tidak akan ada artinya jika aspek hilirnya tidak berjalan. Menjadi PR bersama bagaimana masyarakat bisa memahami informasi peringatan dini tersebut,” jelas Dwikorita.

Hari Kesiapsiagaan Bencana menjadi penting karena menurut Dwikorita, setelah masyarakat memahami informasi tersebut, belum tentu menjamin mereka mau melakukan upaya-upaya yang direkomendasikan. HKB dapat menjadi salah satu media edukasi dan sosialisasi respon awal kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Baca Juga :   Alasan Pengusaha Surabaya Laporkan Wakil Wali Kota ke Polda Jatim, Terkait UU ITE

Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

BERITA LAINNYA

TERBARU HARI INI