Harga Minyak Goreng Terus Naik, ini Alasan Kementrian Perdagangan RI

    WARTABANJAR.COMHarga minyak goreng eceran yang terus naik dikeluhkan para ibu rumah tangga.

    Di pasaran harga minyak goreng yang awalnya Rp 12 ribu per liter, kini mencapai Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per liter di harga eceran.

    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam.

    Sebab, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.

    Meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO) terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO.

    Dengan entitas bisnis yang berbeda, tentunya para produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu harga lelang KPBN Dumai
    yang juga terkorelasi dengan harga pasar internasional.

    “Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga
    CPO internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga
    internasional,” jelas Oke.

    Selain itu, dari dalam negeri, kenaikan harga minyak goreng turut dipicu turunnya panen sawit pada semester ke-2. Sehingga, suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng, serta adanya kenaikan permintaan CPO
    untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B 30.

    “Tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020. Hal ii juga disebabkan turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil
    terbesar.”

    Baca Juga :   Satgas Damai Cartenz-2025 Tangkap KKB Nosin Murib di Sentani Jayapura

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI