WARTABANJAR.COM, CHICAGO – Harga emas sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didorong beberapa aksi buru harga murah setelah mengalami kerugian selama empat hari berturut-turut hingga berada di bawah 1.800 dolar AS, sebagian dipicu juga oleh data ekonomi agak suram dan dolar yang lebih rendah.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi ditutup pada 1.775,00 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (17/2/2021) emas berjangka terpuruk 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.772,80 dolar AS.
Harga emas berjangka anjlok 24,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.799,00 dolar AS pada Selasa (16/2/2021), setelah turun 3,6 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.823,20 dolar AS pada Jumat (12/2/2021), setelah jatuh 15,9 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.826,80 dolar AS pada Kamis (11/2/2021).
Data ekonomi AS baru-baru ini, termasuk angka manufaktur dari Federal Reserve New York sangat kuat dan menunjukkan “banyak hal mulai pulih dari kemerosotan Virus Corona,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Namun data ekonomi terpisah dari Federal Reserve Philadelphia menempatkan indeks manufaktur pada 23,1 pada Februari, turun dari 26,5 pada Januari.
Beberapa aksi berburu harga murah, mengingat penurunan harga emas di bawah 1.800 dolar dan greenback yang lebih rendah, juga mendorong kenaikan awal emas dari posisi terendah baru-baru ini, kata Haberkorn.
Selain itu memberikan dorongan untuk harga emas, Federal Reserve AS pada Rabu (17/2/2021) menegaskan kembali janjinya untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai inflasi dan lapangan kerja meningkat.