WARTABANJAR.COM – Fenomena gerhana matahari hibrida yang akan melewati Indonesia pada 20 April 2023 menarik perhatian banyak pihak, termasuk para periset, yang akan melakukan penelitian.
Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada pula yang mengalami Gerhana Matahari Cincin tergantung dari lokasi pengamat.
Kejadian tersebut disebabkan oleh kelengkungan Bumi.
Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN Emanuel Sungging Mumpuni mengatakan fenomena yang cukup langka ini menjadi momen yang baik untuk melakukan riset antariksa.
BRIN akan melakukan pengamatan di Biak Numfor yang berada tepat di lintasan gerhana matahari. Emanuel menjelaskan ada tiga riset yang akan dilakukan.
Baca Juga
Cari Ida Dayak, Warga Penuhi Exo Mabuun Tabalong
Pertama terkait perekaman fenomena korona matahari.
Kedua menghitung perubahan gelap, dari terang ke gelap lalu ke terang lagi. Dan yang terakhir adalah melakukan riset tentang perubahan dinamika ionosfer saat gerhana.(aqu/rls)
Editor Restu