WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Upaya pencarian dan penyelamatan korban bencana gempa di Myanmar dilakukan dengan cara tidak biasa.
Sebagaimana diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 di Myanmar telah menewaskan setidaknya 3.300 orang dan lebih 4.000 terluka.
Gempa bumi 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada Jumat pekan lalu dan getarannya dapat dirasakan hingga ribuan kilometer ke Bangladesh, India, Laos, Cina dan Thailand.
Nah, ada yang menarik terkait operasi kemanusiaan dalam melakukan pencarian dan penyelamatan korban gempa Myanmar.
Baca juga:Ini Dia Oknum Pengamanan Toyor dan Intimidasi Wartawan Saat Kunjungan Kapolri di Semarang
Untuk pertama kalinya teknologi canggih kecoa hibrida dikerahkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan bencana gempa Myanmar.
Pada 30 Maret 2025 lalu, tim beranggotakan 10 kecoa hidup dikirim dari Singapura ke Myanmar oleh Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF), sebagai bagian dari misi kemanusiaan “Lion Heart”.
Dilansir @beritasatu, robot kecoa ini dikembangkan oleh Home Team Science and Technology Agency (HTX) bekerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU) dan Klass Engineering & Solutions.
Uniknya, teknologi kecoa ini bukan mesin, melainkan kecoa hidup.
Baca juga:Daftar 6 Petinggi Media Diundang Presiden Prabowo, Dimoderatori Valerina Daniel
Tepatnya adalah kecoa mendesis Madagaskar, yang dilengkapi dengan kamera inframerah mini, sensor, serta elektroda pengendali.
Dengan panjang tubuh hanya 5–7,5 cm, robot kecoa ini mampu menyusup ke celah sempit di bawah reruntuhan, tempat yang tak bisa dijangkau manusia.