WARTABANJAR.COM, BANJARBARU- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto melaporkan bahwa sepanjang 2025 telah terjadi 614 bencana hidrometeorologi basah, terutama banjir.
Hal ini disampaikannya saat Rapat Koordinasi Nasional terkait pengendalian inflasi daerah tahun 2025 di Comment Centre (CC), Banjarbaru, Senin (10/3/2025) pagi.
Rapat yang berlangsung secara virtual ini juga membahas langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem menjelang Idul Fitri 1446 H.
“BNPB telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh BPBD di Indonesia sebagai langkah peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor, khususnya pada periode Ramadan dan libur Idul Fitri 2025,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa periode Maret-April merupakan masa transisi dari musim hujan ke kemarau atau pancaroba.
Pada periode ini, cuaca cenderung tidak menentu dengan potensi hujan lebat dalam durasi singkat, angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es.
“Perlu koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, BPBD, serta masyarakat dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini agar dampaknya dapat diminimalkan,” tegasnya.
Menanggapi arahan dalam rakor tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan, yang hadir mewakili Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Kalimantan Selatan.
“Kami di Pemprov Kalsel sudah melakukan berbagai langkah strategis, seperti operasi pasar murah dan pemantauan harga secara intensif. Kami juga terus berkoordinasi dengan distributor dan pedagang agar suplai bahan pokok tetap terjaga. Dengan langkah ini, kami optimis inflasi di Kalsel dapat dikendalikan,” ujar Sulkan.