WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Dua sosok ini cukup kerap berseberangan, termasuk jelang Pilpres 2024 lalu. Kini mereka juga punya pandangan relatif berbeda soal bansos.
Menteri Sosial Saefullah Yusuf mengatakan bahwa pemerintah sedang mematangkan data penerima bantuan sosial agar program-program yang digulirkan tepat sasaran.
“Kita sedang mematangkan data. Datanya nanti kalau sudah selesai pasti akan disampaikan kepada publik siapa saja yang berhak mendapatkan dukungan dari pemerintah dan siapa yang tidak,” ujar Gus Ipul di Jakarta, Minggu (1/12).
Baca juga:DPR Ingatkan Pemerintah Soal Bansos untuk Kepentingan Politik
Pernyataan Mensos tersebut menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas) Muhaimin Iskandar soal rencana pemberian bantuan bagi masyarakat kelas menengah yang terdampak kenaikan PPN.
Menurut Muhaimin, kelas menengah rentan terjun ke jurang kemiskinan, sehingga perlu bantalan dari pemerintah agar menjaga mereka tidak berada dalam gelembung kemiskinan.
Menanggapi hal tersebut, Mensos tidak bisa langsung menetapkan siapa-siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan. Penerima bantuan harus benar-benar sesuai data yang saat ini tengah disusun Badan Pusat Statistik.
“Jadi kita tidak bisa hanya berdasarkan bayangan kita, angan-angan kita tapi benar-benar berdasarkan data. Nah datanya ini sekarang sedang digodok oleh BPS,” kata Mensos.
Gus Ipul tak ingin berandai-andai soal pemberian bantuan sosial bagi kelas menengah tersebut. Kemensos akan bekerja sesuai data serta menunggu arahan terkait wacana itu.
“Sabar dulu ya. Ya, saya belum berani berandai-andai. Tapi yang jelas kita pastikan datanya dulu setelah itu baru kita susun intervensi,” kata dia.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi angka kemiskinan, kata dia, setiap kementerian/lembaga memiliki program masing-masing.
Baca juga:Bansos Cair November 2024, Segini Besaran untuk Tiap Penerima Manfaat
Nantinya, ketika sudah ada Satu Data Tunggal yang disusun BPS maka setiap program dapat dielaborasikan di setiap kementerian atau lembaga.
“Nanti ada ukuran-ukurannya, siapa yang masuk kelas menengah turun dan mana yang dari bawah naik kelas. Kan ada yang turun kelas, ada yang naik kelas. Jadi dinamis sekali data itu,” kata dia.(pwk)
Editor:purwoko