WARTABANJAR.COM, GAZA – Konvoi panjang yang mengangkut bantuan makanan ke Jalur Gaza mengalami aksi penjarahan, pada Sabtu (16/11). Sebanyak 98 truk dilaporkan hilang dalam aksi massa itu.
Pejabat di Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan kepada Reuters, Senin (18/11), bahwa insiden penjarahan ini adalah yang terburuk selama perang Gaza berlangsung 13 bulan.
Baca juga:AS Ancam Israel Terkait Krisis Kemanusiaan di Gaza
Konvoi tersebut membawa makanan yang disediakan oleh badan PBB UNRWA dan Program Pangan Dunia (WFP). Namun kemudian muncul instruksi dari Israel untuk berangkat dalam waktu singkat melalui rute yang tidak dikenal dari penyeberangan Kerem Shalom.
Hal ini diungkapkan Louise Wateridge, pejabat senior UNRWA.
Insiden ini menyoroti beratnya tantangan akses dalam membawa bantuan ke Gaza selatan dan tengah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ada korban luka dalam insiden tersebut.
“Urgensi krisis ini tidak dapat diabaikan tanpa intervensi segera. Kekurangan pangan akan semakin parah, yang selanjutnya membahayakan kehidupan lebih dari dua juta orang yang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup,” ungkapnya.
WFP dan COGAT, badan militer Israel yang menangani urusan sipil Palestina, tidak segera menanggapi permintaan tersebut.
Badan tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan bahwa cukup banyak bantuan yang masuk ke daerah Gaza. Israel menyatakan, mereka tidak menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.
Baca juga:Tak Sepaham Sikapi Gaza, Benjamin Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan
Seorang pejabat bantuan PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa akses bantuan Gaza telah mencapai titik terendah, dengan pengiriman ke wilayah utara daerah kantong yang terkepung hampir mustahil dilakukan.(pwk)
Editor: purwoko