WARTABANJAR.COM – Ricuh Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sebagian besar disebabkan oleh aksi yang dilancarkan para pendengung atau buzzer.
Hal tersebut diungkap Menkominfo, Budi Arie Setiadi,l di Konferensi Pers terkait Rapat Koordinasi Pengamanan Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Pascapemilu 2024 di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
“Menurut data, suasana lebih baik dibanding Pemilu 2019. Hoaks yang sudah kita take down hampir 1.923 konten. Dan paling agak vital itu hampir 92 persen kebisingan ruang digital kita ternyata diisi para buzzer,” ujar Budi.
Meski sebaran isu hoaks di ruang digital mengalami penurunan signifikan dibandingkan Pemilu 2019.
Baca Juga
Video Diduga Perkelahian di Kelayan, Ada Korban Kena Sajam
Berdasarkan hasil identifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, terdapat 274 isu hoaks di ruang digital pada 17 Juli 2023 hingga 18 Maret 2024.
Sedangkan pada kurun waktu yang hampir sama dalam Pemilu 2019, Tim AIS Kementerian Kominfo mengidentfikasi penyebaran 714 isu hoaks.
“Jumlah sebaran hoaks mencapai 3.235 konten, di mana 1.971 konten hoaks kita take down. Sisanya itu kita stempel hoaks, karena isunya nggak masuk akal,” ungkapnya.
Menkominfo mengatakan, konten hoaks masih tersebar di hampir seluruh platform media digital seperti Meta (Facebook dan Instagram), X, Google, dan Tiktok.
Namun demikian, dia mengapresiasi upaya penyelenggara platform digital yang menerapkan kebijakan komunitas untuk menekan sebaran konten hoaks, termasuk yang berkaitan dengan Pemilu 2024.