WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Pekan ini, harga bawang putih melonjak.
Di DKI Jakarta, harganya mencapai Rp48 ribu per kilogram (kg).
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan lonjakan harga bawang putih di pasaran dipengaruhi oleh masalah di China.
Kondisi itu lalu berpengaruh ke Indonesia yang masih ketergantungan impor bawang putih.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan harga bawang putih di China sempat menembus angka US$1.300 yang setara dengan Rp19,5 juta per ton (asumsi kurs Rp15.004 per dolar AS).
“Bawang putih merupakan salah satu komoditas pangan yang masih memerlukan tambahan pasokan dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi domestik. Untuk itu, kondisi harga komoditas tersebut di dalam negeri tidak terlepas dari pengaruh harga internasional atau di negara asal,” tulis keterangan resmi Bapanas belum lama ini.
“Harga bawang putih di China berada di atas US$1.300 per ton. Hal tersebut yang turut menyebabkan harga di dalam negeri terkerek naik,” sambung Bapanas.
Senada, Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Eliza Mardian mengatakan penyebab kenaikan harga bawang putih adalah naiknya harga di negara asal impor terutama China karena 95 persen kebutuhan dalam negeri berasal dari impor.
Kenaikan harga di negara asal impor disebabkan faktor cuaca, termasuk El Nino yang mengganggu produksi pangan termasuk bawang putih.
Ia menyebut pemerintah sejak 2019 sebenarnya sudah mewajibkan importir bawang putih menanam 5 persen dari volume impor untuk menyokong produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Eliza mengatakan yang menjadi titik persoalan dalam importasi adalah preferensi konsumen Indonesia yang lebih suka bawang putih ukuran besar sementara varietas bawang putih yang bisa ditanam di Indonesia ukurannya kecil dan produktivitasnya belum optimal. (berbagai sumber)