WARTABANJAR.COM, NUNUKAN – Banjir kiriman dari negara tetangga Malaysia yang melanda Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) setiap tahun disuarakan oleh Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid saat rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga negara.
“Banjir kiriman dari negara Malaysia sangat mengganggu kehidupan masyarakat yang berada di Kecamatan Sembakung sehingga dibutuhkan perhatian dari pemerintah pusat,” katanya dalam rapat koordinasi yang dihadiri kementerian dan lembaga negara seperti BNPP, Kemenlu, Kemenkopolhukam, dan Kemendagri di Nunukan, Rabu.
Ia mengatakan walaupun banjir yang terjadi setiap tahun itu sudah menjadi langganan bagi masyarakat setempat tetapi sangat tidak elok apabila tidak dicarikan solusi.
Laura sapaan sehari-hari Bupati Nunukan menyampaikan bahwa pemerintah daerah selama ini telah berusaha membantu hanya sebatas kebutuhan pokok pada saat terjadi banjir.
“Alangkah tidak eloknya ketika banjir melanda warga Kecamatan Sembakung pemerintah tidak mencarikan solusi. Sementara pemda sendiri memiliki keterbatasan dalam segala hal,” katanya.
Ia juga mengaku telah berulang kali menyuarakan melalui pertemuan-pertemuan Sosek Malindo, namun belum ada penyelesaian dari permasalahan banjir kiriman ini.
Padahal, kata dia, banjir kiriman dari Malaysia ini sangat merugikan masyarakat di Kecamatan Sembakung tersebut.
“Sementara banjir ini kita istilahkan banjir kiriman dari Malaysia. Beberapa waktu yang lalu sebenarnya kita selalu menyuarakan dalam Sosek Malindo dan sebagainya. Pertanyaan masyarakat di Sembakung sampai kapan kita akan seperti ini, di sana ada ribuan masyarakat yang selalu terkena dampaknya tiap tahunnya,” katanya.