Kisah Alqamah, Sahabat Nabi yang Lebih Mementingkan Istri daripada Ibunya, Kesulitan Saat Sakratul Maut


    WARTABANJAR.COM – Kita baru saja merayakan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Peringatan dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan secara khusus kepada sosok ibu dan perempuan pada umumnya.

    Meski sebenarnya menghormati ibu dan kaum perempuan bukanlah hanya pada peringatan tersebut, melainkan setiap waktu.

    Dalam Islam, penghormatan terhadap sosok Ibu telah dicontohkan Rasulullah.

    Bahkan, Rasulullah melarang keras dan murka besar terhadap anak yang menyakiti ibunya, walau hanya dengan ucapan ‘cih’.

    Sebagai gambaran bagaimana beratnya balasan orang yang melukai perasaan ibu, pernah ada seorang sahabat namanya ‘Alqamah.

    Baca juga: Innalillahi, Aminah Cendrakasih, Pemeran Ibunda Si Doel Anak Betawi Meninggal Dunia

    Ia seorang yang sangat taat kepada Allah, tekun beribadah, tak pernah tertinggal puasa dan shalatnya.

    Tak terkecuali zakat dan sedekahnya. Namun, di penghujung hayatnya, ia kesulitan mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh. Setelah dilaporkan dan ditelusuri oleh Rasulullah saw, ‘Alqamah masih memiliki seorang ibu yang sudah tua dan hatinya pernah terluka gegara sikapnya.

    Menurut sang ibunda, ‘Alqamah terlalu lebih perhatian dan lebih mementingkan istrinya ketimbang ibunya.

    Itulah sebabnya, saat sakaratul maut, lidah ‘Alqamah kelu tak bisa mengucap kalimah thayyibah.

    Baca juga: Kondisi Angkutan Nataru di Terminal Barakat Gambut dan Km 6 Banjarmasin Akan Diperiksa

    Untungnya, Rasulullah saw. segera memintakan ampunan kepada sang ibunda untuk ‘Alqamah.

    Demi membuka pintu maaf sang ibunda, beliau sempat meminta para sahabat mengumpulkan kayu bakar untuk membakar ‘Alqamah.

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI