Diskusi itu dipandu oleh Yeni Mada dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan melibatkan para ahli, termasuk M. Andri WP dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XII Kalimantan Barat, Valentinus Pebriano, serta Herman, pemuda dari Desa Balai Belungai.
Baca juga: Gol Ronaldo ke-133 Bawa Portugal Mantab di Puncak Klasemen
“Selain itu, Heritage Booth Camp akan mengajak para partisipan untuk mengeksplorasi secara langsung Rumah Betang Nek Bindang di Desa Balai Belungai, Kecamatan Soba, Kabupaten Sanggau. Peserta akan tinggal dan merasakan kehidupan di dalam rumah adat yang juga menjadi salah satu objek yang didokumentasikan dalam buku Khazanah Arsitektur Dayak,” tuturnya.
Di tempat yang sama, penyusun buku ini, Yoris Mageda, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan buku tersebut, termasuk 11 kontributor yang berasal dari seluruh wilayah Kalimantan.
Yoris mengungkapkan harapannya agar peluncuran buku ini bisa memicu gerakan serupa untuk lebih mendokumentasikan warisan budaya di Kalimantan.
Baca juga: KPK Minta Informasi Lebih Jauh Soal Puluhan SKPD Banjarmasin Nglencer ke Malang
“Literatur dan inventarisasi kebudayaan kita masih sangat minim, khususnya di Kalimantan. Kami berharap ini menjadi awal yang baik untuk membangun fondasi agar pengetahuan lokal bisa berkembang lebih baik ke depannya,” tuturnya.
Dalam rangkaian kegiatan ini, Yoris juga menegaskan pentingnya dokumentasi dan literasi budaya sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada, sekaligus memberi kesempatan generasi muda untuk terlibat dalam pelestarian kebudayaan melalui berbagai bentuk aksi.