Yandex Google-nya Rusia Terancam Bangkrut Gegara Perang Rusia-Ukraina

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN-Mesin pencarian internet terbesar Rusia, Yandex, dikabarkan bisa runtuh akibat dampak finansial invasi Rusia ke Ukraina.

    Dampaknya bisa menyebar ke berbagai aspek.

    Google-nya Rusia ini terancam bangkrut karena situasi perang tersebut.

    Yandex yang menangani sekitar 60% lalu lintas pencarian internet di Rusia dan mengoperasikan bisnis transportasi online besar mengatakan pada Kamis (3/2/2022) lalu bahwa mereka mungkin tidak dapat membayar utangnya sebagai konsekuensi dari kehancuran pasar keuangan yang dipicu oleh sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Perusahaan ini berbasis di Belanda, tetapi sahamnya terdaftar di Nasdaq dan bursa saham Rusia.

    Transaksi saham pekan ini telah ditangguhkan karena nilai aset Rusia di Moskow dan seluruh dunia runtuh setelah invasi.

    Aplikasi mesin pencarian atau Google-nya Rusia, Yandex. Foto: Facebook Yandex/Яндекс

    Adanya sanksi oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara ekonomi besar Barat lainnya akhir pekan lalu menambah tekanan ini terhadap kelanjutan masa depan Yandex.

    CNN melaporkan bahwa Yandex belum dikenai sanksi tetapi masih bisa default.

    Investor yang memegang USD1,25 miliar dalam catatan konversi Yandex memiliki hak untuk menuntut pembayaran penuh, ditambah bunga, jika perdagangan sahamnya ditangguhkan di Nasdaq selama lebih dari lima hari.

    Sementara itu, pasar saham Moskow akan tetap tutup setidaknya sampai Selasa (8/3/2022) nanti.

    Yandex juga mengatakan bahwa mereka secara keseluruhan saat ini tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menebus Notes secara penuh.

    Yandex mungkin juga harus berjuang memindahkan dana dari bisnis operasi utamanya di Rusia untuk menyelamatkan perusahaan induk mereka di Belanda karena sanksi Barat dan kontrol modal yang diperkenalkan oleh Rusia minggu ini, yang bertujuan untuk melestarikan cadangan mata uang asing yang berharga dan mencegah perusahaan internasional membuang aset mereka.

    Pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank terpaksa menutup cabang Eropanya awal pekan ini setelah dicegah oleh bank sentral Rusia mengirim uang ke anak perusahaannya yang berbasis di Wina, Austria menyusul laporan bahwa mereka kehabisan simpanan.

    “Jika kami dicegah untuk mendistribusikan dana tambahan dari anak perusahaan kami di Rusia ke perusahaan induk di Belanda, Yandex tidak akan memiliki sumber daya yang cukup untuk menebus sebagian besar Notes,” kata perusahaan teknologi itu.

    Baca Juga :   Dikira Bom, Vape Meledak Dalam Pesawat Membuat Ratusan Penumpang Panik dan Dievakuasi

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI