WARTABANJAR.COM – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak mendesak Pertamina membatalkan rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite.
Kebijakan tersebut, kata Amin, tidak tepat dilakukan ditengah kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat yang masih terpuruk.
Lebih lanjut Amin mengatakan, dari proporsi konsumsi BBM berdasarkan jenisnya, konsumsi premium saat ini tidak banyak. Dan memang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu yang memang hanya mampu membeli BBM murah seperti tukang ojek, pengemudi angkutan kota, dan kelompok usaha skala mikro yang sedang memulihkan usahanya.
“Kalaupun ada penyalahgunaan penggunaan oleh konsumen diluar kelompok bawah, maka yang harus dilakukan adalah pengaturan dan pengawasan yang ketat. Bukan menghapus sama sekali, karena ketersediaanya masih dibutuhkan masyarakat.
Lagi pula, kata Amin, tingkat konsumsi bensin premium selama ini tidak besar,” ujar Amin.
Berdasarakan data Pertamina, tahun 2020 lalu, secara nasional konsumsinya rata-rata hanya 23,9 ribu kiloliter per hari.
Sedangkan untuk Pertalite, Amin juga tidak setuju untuk dihapuskan.
Menurut Amin, agar ramah lingkungan, Pertamina bisa menaikkan angka oktannya dari 90 ke 91 sesuai ambang batas ideal BBM sesuai standar Euro4. Jadi harganya masih dibawah harga jenis Pertamax, agar lebih terjangkau masyarakat kelas menengah bawah.
“Tetapi sesungguhnya, akar masalah utamanya bukan sekedar jenis BBM. Jika ingin menurunkan pencemaran udara, perbaiki transportasi publik agar nyaman dan aman. Jadi penggunaan kendaraan pribadi akan jauh berkurang,” ujarnya.