WARTABANJAR.COM, TAPIN – Omset penjualan cabai rawit hiyung Kelompok Tani Karya Baru Kabupaten Tapin cenderung stabil, meskipun tidak mengalami kenaikan. Berbeda halnya dengan sebelum pandemi yang bisa meningkat dari tahun ke tahun.
“Kami sebelum pandemi Covid-19 bertahan dengan penjualan melalui produk olahan dan cabai segarnya di pameran Kalsel dan luar Kalsel. Namun, sesudah pandemi melalui media sosial dan aplikasi,” kata Petani Kelompok Tani Karya Baru, Junaedi dikutip dari Media Center Kalsel.
Dia mengatakan, agar bertahan dan mengembangkan cabai rawit hiyung diakuinya tidak lepas dari peran pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Tapin maupun Dinas Perdagangan Kalsel, mulai dari pelatihan dan pembinaan, juga pemasaran.
“Kedepan, mudah-mudahan pemerintah dapat menambah bantuan lagi terkait masalah pemasaran baik itu produk olahan serta buah segarnya untuk menyejahterakan para petani yang ada di Kalsel khususnya Kabupaten Tapin,” ujar Junaedi.
Dirinya memulai usaha perkebunan cabai rawit hiyung sejak tahun 1980, Kelompok Tani Karya Baru Kabupaten Tapin mampu menghasilkan berbagai macam produk olahan.
“Jadi kami para petani perkebunan cabai rawit hiyung dapat menghasilkan olahan cabai berupa abon cabai rawit hiyung, sambal cabai rawit hiyung, kecap pedas cabai rawit hiyung dan uyah pencok cabai rawit hiyung,” jelasnya.
Hasil olahan cabai rawit hiyung, lanjut Junaedi, dipasarkan tidak hanya di Kalimantan Selatan (Kalsel) namun juga merambah ke provinsi tetangga dan pulau Jawa.
“Hasil dari olahan cabai ini dipasarkan ke Banjarmasin, Martapura
Kalimantan Tengah, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa timur,” imbuhnya.