WARTABANJAR.COM, HAVANA-Iran pekan depan akan menjadi negara pertama di luar Kuba yang mulai memproduksi salah satu vaksin COVID-19 buatan Kuba dalam skala industri.
Media pemerintah Kuba, Rabu (28/7/2021) melaporkan kedua negara sekutu itu berada di bawah sanksi keras Amerika Serikat yang mereka katakan telah lama membebani akses untuk mendapatkan obat-obatan dan keperluan medis.
Sanksi itu memotivasi Kuba dan Iran untuk mandiri.
Kuba dan Iran telah menghasilkan serangkaian vaksin eksperimental COVID-19 dan beberapa diberi nama yang patriotik, seperti Soberana 2 atau Sovereign 2 untuk vaksin buatan Kuba.
Data awal Kuba dari uji klinis fase akhir menunjukkan Soberana 2 dan vaksin COVID-19 tercanggih lainnya, Abdala adalah salah satu yang paling efisien di dunia, dengan lebih dari 90 persen kemanjuran.
Namun, para kritikus mengatakan mereka akan tetap skeptis sampai data uji klinis tersebut dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional yang telah diulas.
Institut Pasteur Iran pada awal 2021 setuju untuk berkolaborasi dengan Institut Finlay Kuba yang mengembangkan vaksin Soberana 2 untuk menerapkan uji klinis fase tiga dari vaksin buatan Iran yang mengarah pada persetujuan untuk penggunaan darurat pada awal Juli.
Iran dan Kuba akan memproduksi jutaan dosis vaksin Soberana 2 di negara Timur Tengah itu dengan nama PastuCovac, kata kepala Institut Finlay Vicente V©rez Bencomo saat berkunjung ke Teheran pekan ini, menurut media pemerintah Kuba, Rabu.
“Biasanya Anda membutuhkan 15 tahun untuk mengembangkan vaksin dari nol hingga fase industrialisasi, tetapi kami melakukan semua langkah dalam setahun. Dan buktinya adalah vaksin itu bekerja dengan sangat baik,” ujar Bencomo.