WARTABANJAR.COM, BARABAI – Harga gas LPG 3 kilogram atau biasa disebut gas melon di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melambung tinggi dan mulai sulit didapatkan oleh masyarakat.
Bahkan di tingkat pengecer ada yang menjual sampai Rp50 ribu per tabung.
Kenaikan harga tersebut justru memperparah penderitaan masyarakat pascabanjir yang menimpa Kabupaten tersebut.
“Karena kebutuhan untuk berjualan, mau tidak mau kami harus beli walaupun harganya mahal,” kata salah seorang pemilik warung makan di Kota Barabai yang enggan disebutkan namanya, Rabu (27/1).
Ia membeli gas LPG di tingkat pengecer mulai dari Rp30 ribu, Rp35 ribu, Rp40 ribu dan bahkan sempat membeli dengan harga Rp50 ribu.
“Dengan keadaan seperti ini justru memperparah kesusajn kami para pedagang yang sebelumnya warung kami juga hancur terdampak banjir beberapa waktu lalu,” tukasnya.
Sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), gas LPG 3 kg hanya boleh dijual Rp17.500 di tingkat pangkalan.
Namun, warga yang berhak mendapatkannya dijatah hanya bagi pemegang kartu atau warga setempat sesuai domisili terdekat dari pangkalan.
Namun kenyataannya, banyak masyarakat mengeluh tidak bisa membeli di pangkalan meski warga sekitar. Karena pangkalan lebih memilih menjualnya ke tingkat eceran dengan harga yang lebih tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Bupati HST H A Chairansyah langsung menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Pada laporan Dinas Perdangan HST mengakui, untuk BBM dan Gas LPG 3 Kg mengalami kenaikan yang signifikan karena adanya kelangkaan.