WARTABANJAR.COM – Mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, bersama keluarganya kini berada di Rusia setelah mendapatkan suaka kemanusiaan dari negara tersebut.
Langkah ini terjadi setelah ia melarikan diri dari Suriah menyusul serbuan pasukan oposisi ke ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024).
Rusia Berikan Perlindungan
Rusia, sebagai sekutu lama Bashar al-Assad, memberikan perlindungan dengan alasan kemanusiaan. Langkah ini sekaligus mengakhiri kepemimpinan Assad yang berlangsung hampir 25 tahun, termasuk di dalamnya periode perang saudara yang berkepanjangan dan berdarah.
Serangan Oposisi Gulingkan Assad
Keberangkatan Assad terjadi setelah oposisi berhasil menyerbu Damaskus, yang menjadi simbol kekuasaan rezimnya.
Serangan tersebut menandai berakhirnya konflik militer yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.
Peran Rusia dan PBB
Menurut laporan layanan berita TASS, Rusia berharap masa depan Suriah dapat dirundingkan melalui jalur diplomasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini diharapkan mampu membawa stabilitas bagi negara yang hancur akibat perang saudara berkepanjangan.
Bashar al-Assad menjadi salah satu tokoh paling kontroversial di Timur Tengah, dikenal dengan kekerasan dalam meredam pemberontakan yang memicu perang saudara. Kini, masa depan Suriah berada di persimpangan, menunggu hasil negosiasi yang diharapkan membawa perdamaian setelah bertahun-tahun konflik.(Wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor: nur muhammad