WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Tiga calon presiden (Capres) baru saja menyelesaikan tahapan debat sesi pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (12/12/2023) malam.
Debat perdana ini, ketiga Capres yakni Anies Baswedan (nomor urut 1), Prabowo Subianto (nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo (nomor urut 3), menjalani sesi debat yang mengangkat tema penegakan hukum, HAM, korupsi, dan pelayanan publik.
Dalam debat tersebut, sisi linguistik menjadi fokus dalam mengevaluasi kemampuan berbahasa dan artikulasi para calon presiden.
Pakar linguistik Universitas Nahdlatul Ulama (Unusia) Fariz Alnizar menjelaskan bahwa analisis linguistik melibatkan pemahaman struktur kalimat, logika kalimat, hingga bahasa tubuh yang digunakan oleh setiap capres.
“Linguistik tentu analisis kebahasaan ya. Struktur kalimat, kemudian logika-logika kalimat yang digunakan sampai ke bahasa tubuh yang digunakan tampak yang bisa dinilai linguistik secara umum,” katanya dilansir NU Online, Rabu (13/12/2023).
Fariz mengungkapkan, dari perspektif linguistik, terlihat bahwa masing-masing Capres memiliki gaya artikulasi yang berbeda dalam menyampaikan gagasan.
Dirinya menyadari ada Capres yang mampu secara rinci dan runtut mengungkapkan pemikirannya, sementara ada yang terkesan sulit menguasai topik tertentu, misalnya Papua, dengan detail yang memadai.
“Kalau dari sisi linguistik saya lihat kemampuan masing-masing capres tentu mempunyai artikulasi yang berbeda dalam menyampaikan gagasannya. Ada yang betul-betul secara runut memaparkan apa yang ada di dalam benaknya, ada yang mungkin topiknya terlampau luas misal problem HAM Papua, sebagian tidak menguasai secara detail,” katanya.