WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Fenomena bullying atau perundungan yang terjadi di dunia pendidikan kedokteran beberapa waktu terakhir menjadi pembicaraan hangat. Praktik perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan kedokteran ini telah terjadi selama puluhan tahun.
Banyak muncul pengakuan dari junior-junior yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari senior. Mulai dari dipaksa untuk menjadi ‘asisten pribadi senior’ hingga harus mengeluarkan banyak uang untuk kepentingan pribadi senior.
Dengan membudayanya bully dan perundungan dipendidikan dokter membuat Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Geram dan Keluarkan Intruksi
BACA JUGA: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Pastikan Indonesia Akan Produksi Obat COVID-19 Molnupiravir Akhir 2021
Praktik bully dan perundungan dikalangan dokter mulai masuk ranah yang sudah parah dan tidak layak.
Bullying dan perundungan di kalangan calon dokter spesialis disebut bak fenomena gunung es.
Tidak banyak korban bully dan perundungan yang melaporkan karena takut mendapatkan ancaman dari seniornya.
Menkes Budi Gunadi mengungkap tradisi bullying di kalangan dokter sudah berlangsung selama puluhan tahun.
“Kami di Kemenkes mau serius memutus praktik perundungan ini,” kata Budi saat jumpa pers ‘Memutus Praktik Perundungan Pada Program Spesialis Kedokteran’ di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
“Ini sudah terjadi puluhan tahun. Ini bukan hanya merugikan mental, tapi fisik dan finansial,” kata Budi.
Perundungan senior terhadap dokter junior sudah dianggap sebagai ‘tradisi’.
Perundungan di lingkungan dokter itu biasanya dilakukan dengan dalih membentuk karakter dokter muda.
“Praktik perundungan ini kalau saya tanya ke pimpinan selalu dijawab tidak ada, tapi kalau tanya ke bawah itu ada. Dan itu sudah terjadi puluhan tahun,” kata Budi.
Menkes Budi pun mengatakan jika dia setuju dengan pembentukan karakter muda, namun bukan dengan cara dirundung.
“Saya setuju karakter dokter muda dibentuk. Tapi bukan hanya dengan kekerasan. Harus dibentuk rasa empati, simpati pada pasien, cara komunikasi menurut saya penting,” imbuhnya.
Budi bercerita, pada 23 Juni 2023 viral di media sosial tentang tindak kekerasan yang dilakukan dokter senior di RS Adam Malik Medan.
Calon Dokter Stres
Ketika ditelusuri oleh Kemenkes, diketahui dokter junior korban Bullying tersebut sampai mengalami stres, bukan hanya fisik tetapi juga mental.
Selain itu, Kemenkes juga melakukan pengecekan ke sejumlah rumah sakit.
Hasilnya banyak sekali aduan soal Bullying dokter tersebut.
“Ini early warning kalau sampai ada orang tidak berani ngomong karena takut itu sudah tidak sehat. Early warning seperti ini yang membuat kita jadi lebih serius (memutus praktik perundungan),” paparnya.
Budi menyebut pihaknya menemukan ada sejumlah modus praktik Bullying atau perundungan terhadap para calon dokter spesialis ini.
Pertama, dokter junior peserta didik dimanfaatkan sebagai asisten pribadi, sekretaris hingga pembantu.
“Sebagai pembantu pribadi lah, nganterin laundry, bayarin laundry, nganterin anak, ngurusin parkir, ambilin ini itu,” ucap Budi.
“Kemudian lagi ada (seperti) oh kurang sendok plastik, sudah jam 12 malam, mesti cari sendok plastik 200 (buah) di jam 12 malam karena ada makan makan tempat senior,” papar Budi.
Bahkan Budi juga menemukan kasus ada grup khusus yang isinya tidak berkaitan dengan pendidikan dokter, tetapi berisi perintah-perintah senior ke junior.
“Kalau satu dua menit nggak dijawab, kemudian dicaci maki,” ungkap Budi.
Modus kedua, para dokter senior memanfaatkan dokter junior untuk mengerjakan tugas seniornya seperti jurnal dan lainnya.
Padahal tugas tersebut tidak ada hubungannya dengan spesialisasi si dokter junior.
“Kalau melanggar etik penelitian junior juga disuruh. Akibatnya, kasihan juga juniornya. Harusnya belajar memperdalam spesialisasi yang diinginkan, malah disuruh sebagai asisten pribadi,” kata Budi lagi.
Perundungan bahkan sampai dari sisi keuangan.
Menurut Budi, cukup banyak junior diminta mengumpulkan uang jutaan, puluhan bahkan ratusan.
Uang tersebut biasanya digunakan untuk menyiapkan rumah untuk kumpul senior.
Selain itu, ada juga ditemukan junior yang diminta patungan membelikan makanan senior hampir setiap jam praktik malam.
IDI Buka Suara
Berkaitan dengan banyaknya kasus bullying di dunia kedokteran, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT mengatakan bahwa praktik bullying yang terjadi bukanlah sebuah tradisi.
“Masalah bullying itu bukanlah problem tradisi. Kalau kita bicara tradisi, tidak ada di sumpah dokter, tidak ada di dalam kode etik kedokteran yang membenarkan bullying. Dan ini kami perlu tegaskan,” ucap Dr Adib dalam konferensi pers, Sabtu (22/7/2023).
Lebih lanjut, Dr Adib menekankan bahwa pihaknya akan menindak tegas oknum pelaku bullying yang dapat memberikan kerugian mental, fisik, dan materil pada junior.
“Jika ada hal-hal yang berkaitan dengan bullying, yang kita tindak adalah oknum-oknumnya,” katanya.
“Oknum-oknum inilah yang kami perlu tegaskan tidak ada proses kami untuk melindungi karena kalau sudah berkaitan pelanggaran etik, permasalahan kriminal, kami akan tegas menindak apabila ada oknum-oknum yang melakukan,” sambungnya lagi.
Jika menemukan atau mengalami masalah bullying, dr Adib mengatakan bahwa pihak IDI siap menerima laporan dan akan menindaklanjuti kasusnya. Terlebih apabila kasus benar-benar melanggar etik dan berpotensi kriminal.
BACA JUGA: Buntut Penyelidikan Diskriminasi Vaksin COVID-19, Menteri Kesehatan Ekuador Mundur Setelah 19 Hari Dilantik
“Kami akan menindaklanjuti dengan tegas apabila ada informasi dari rekan sejawat kami terkait bullying. Saya rasa itu benar-benar bisa melanggar etik dan berpotensi pidana umum karena kriminal,” tambahnya.
Adapun lebih lanjut, dr Adib juga memastikan keamanan korban yang mau melapor terkait kasus bullying ke pihak IDI.
“Kami akan melindungi jika ada korban yang melapor untuk tetap bisa melanjutkan studi tanpa ada ancaman-ancaman terjadi kepada korban tersebut jika ada yang melaporkan pada kami. Ini jadi perhatian kami,” pungkasnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor: didik tm
Menkes Bongkar Parahnya Aksi Bullying Dipendidikan Dokter Spesialis, IDI Sebut Bukan Tradisi
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com