Mengenal Dzikir, Ikhlas Mengerjakannya Menumbuhkan Kecintaan pada Allah

    Pada ranah gerakan ini, dzikir lebih kompleks yakni mulai dari qalbu, akal, nafs, dan jasad yakni lisan dan gerakan.

    Berdzikir dengan gerakan ini tidak hanya sebatas dalam gerakan shalat. Segala bentuk gerakan manusia yang diniati sebagai bentuk dzikir kepada Allah yang dilandasi dengan syariah yang benar maka akan bernilai ibadah.

    Karena Rasulullah sendiri mengajarkan bahwa segala perbuatan manusia tergantung niatnya.

    Islam mengajarkan agar setiap perbuatan hendaknya diniatkan untuk beribadah/berdzikir kepada Allah dengan diawali dengan basmalah. Perbuatan manusia akan dipertanggungjawaban berdasarkan niatnya tersebut.

    Pada ranah jasad, tubuh berdzikir dengan menjaga kesucian. Bahwa ada relasi antara fisik dan ruh. Fisik yang suci akan mencerminkan kesucian ruh.

    Dalam wudhu, membasuh anggota tubuh secara syar’i akan berimplikasi pada kesucian internal sehingga menjadi syarat untuk bisa melaksanakan ibdah ritual seperti shalat.

    Keempat, dzikir pada ranah nafs adalah dengan mengendalikan emosi atau persaaan untuk senantiasa menumbuhkan rasa cinta dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah.

    Dzikir yang dilakukan oleh qalbu, aqal, dan jasad ini memiliki pengaruh kepada nafs. Sehingga nafs-nya kemudian bisa melakukan transendensi dari Nafs Ammarah yang cenderung kepada kejahatan, kemudian bertransformasi menjadi Nafs Lawamah yang menyesali kesalahan diri, sehingga bertransformasi menjadi Nafs Muthmainnah.

    Beribadah 24/7

    Seperti ditegaskan di awal tulisan ini, bahwa dalam kehidupan, di seluruh kehidupan kita, Ibadah kepada Allah adalah dilakukan secara 24 jam.

    Baca Juga :   Kapan Waktu Terakhir Puasa Syawal, Cek Pengumuman Kemenag

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI