Baca juga: Gara-Gara Judi Online, Janda di Bandung Meningkat Ratusan Orang
“Ya jalan terbaiknya adalah support dari pemerintah (untuk industri). Bagaimanapun persaingan bisnis semakin kompetitif. Di sinilah peran industri juga harus menyesuaikan diri agar bisa tetap bersaing kualitasnya,” ungkapnya.
“Dan yang gak kalah penting tentu realisasi komitmen mengurangi barang impor mulai dari melakukan evaluasi terkait regulasi kegiatan impor, pengawasan impor, sampai mewajibkan pemeirntahan untuk memprioritaskan penggunaan produk lokal,” pungkasnya
Diketahui, industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia tengah di ambang keterpurukan. Melemahnya pasar ekspor disertai gempuran produk tekstil impor ke pasar domestik membuat pelaku industri sandang mulai dari hulu hingga hilir kian terimpit. Ujungnya, industri TPT yang terpuruk telah memicu PHK hingga ribuan pekerja.
Menurut catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), selama Januari-Mei 2024, sebanyak 20-30 pabrik berhenti beroperasi dengan mem-PHK pekerja hingga mencapai 10.800 orang.
Baca juga: Copa America 2024: Prediksi Uruguay vs Brasil: Menguji Rekor Sempurna
Angka tersebut melanjutkan PHK sepanjang 2023 yang tercatat mencapai 7.200 pekerja di sentra industri TPT di wilayah Bandung dan Surakarta. Jumlah ini diyakini lebih tinggi karena ada pekerja yang tidak melapor saat terkena PHK. (Sidik Purwoko)