Kemudian, pengawak KRI Diponegoro juga latihan menembak menggunakan Mitraliur Vector G20 20 mm dari sisi kanan dan kiri. Selanjutnya menembak menggunakan Soft Kill Weapon System (SKWS) Terma Decoy baik dari ruang PIT maupun manual (CU anjungan).
Baca juga: Polres Tanbu Amankan Perempuan ini Atas Kasus Penipuan Travel
Hal itu sebagai langkah menghalau ancaman datangnya rudal ke arah kapal. SKWS Terma Decoy merupakan salah satu penangkal rudal anti-kapal yang ada di KRI Diponegoro.
Terakhir, pengawak KRI Diponegoro juga latihan menembak menggunakan Sniper Tipe AX 7,62 mm dalam simulasi menghadapi ancaman asimetris di laut.
KRI Diponegoro bertugas bersama MTF UNIFIL di perairan Lebanon sejak awal 2024. Kapal perang TNI AL itu berlayar dari Jakarta ke Lebanon sejak akhir 2023 menggantikan KRI Frans Kaisiepo-368.
Baca juga: Byeon Woo Seok Sedang Naik Daun, Filmnya ‘Soulmate’ Dikabarkan Bakal Ditayangkan Ulang di Bioskop
Satgas MTF di Lebanon bertugas memelihara perdamaian di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel bersama satuan tugas UNIFIL lainnya. mereka yakni Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sementara untuk Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.