WARTABANJAR.COM, ISTANBUL – Israel pada Sabtu mengatakan pihaknya menarik kembali staf diplomatiknya dari Turki setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan melancarkan serangan sengit terhadap operasi militernya terhadap militan Hamas di Gaza.
Pengumuman tersebut memberikan pukulan telak terhadap upaya baru kedua pihak untuk memulihkan hubungan politik dan ekonomi setelah satu dekade membekukan hubungan.
Israel dan Turki – negara berpenduduk mayoritas Muslim yang membentuk benteng pertahanan NATO di Timur Tengah – baru saja setuju untuk mengangkat kembali duta besar mereka tahun lalu.
Mereka juga melanjutkan diskusi mengenai proyek pipa gas alam yang didukung AS yang dapat menjadi landasan bagi kerja sama yang lebih erat dan lebih langgeng di tahun-tahun mendatang.
Baca juga: WOW! Puluhan Event Wisata Mesir Sambut Musim Dingin, Nikmati Pesona Sungai Nil
Namun hubungan mereka retak ketika Erdogan mulai meningkatkan kecepatan dan serangannya terhadap operasi militer balasan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Militan Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang – sebagian besar warga sipil – dan menyandera lebih dari 220 orang.
Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan 7.703 orang – sebagian besar warga sipil – dan lebih dari 3.500 di antaranya adalah anak-anak.
Partai akar Islam pimpinan Erdogan menggelar unjuk rasa besar-besaran di Istanbul pada hari Sabtu yang menurut presiden dihadiri 1,5 juta orang.
“Israel, Anda adalah penjajah,” katanya di depan bendera Turki dan Palestina yang mengibarkan lautan pendukungnya dilansir Arab News.