Iran, bagaimanapun, mengatakan kapal tanker milik China yang dioperasikan Turki bernama Advantage Sweet, yang menuju Houston, Texas membawa minyak mentah Kuwait untuk perusahaan energi AS Chevron Corp, telah bertabrakan dengan sebuah kapal Iran, menyebabkan beberapa awak hilang dan terluka.
Iran juga mengatakan Advantage Sweet, yang memiliki sekitar dua lusin awak India, telah bergerak melalui Selat Hormuz dan melarikan diri dari tempat kejadian meskipun telah berulang kali diperingatkan.
Namun, media Barat melaporkan bahwa penyitaan kapal tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas penyitaan sebuah kapal tanker minyak oleh AS beberapa hari sebelumnya dalam upaya untuk menegakkan sanksi sepihak terhadap Teheran.
Teheran dan Washington telah terlibat dalam gerakan tit-for-tat seperti itu sebelumnya, dengan AS mencoba menyita kargo minyak Iran di dekat Yunani tahun lalu, mendorong Iran untuk menyita dua kapal tanker Yunani dan menahannya selama berbulan-bulan. Mahkamah Agung di Yunani akhirnya memerintahkan kargo dikembalikan ke Iran, dan kapal-kapal Yunani juga dibebaskan.
AS telah memberlakukan sanksi paling keras terhadap Iran sejak 2018, ketika secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.
Penyitaan pada hari Rabu terjadi ketika Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di Damaskus untuk perjalanan dua hari dan bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam apa yang disebut Teheran sebagai “kemenangan strategis” di wilayah tersebut di tengah kegagalan politik AS. (edj)