WARTABANJAR.COM, FILIPINA – Mantan Presiden Filipina Benigno Aquino meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Manila karana gagal ginjal akibat diabetes. Aquino meninggal dalam usia 61 tahun, Kamis.
Jenazahnya dimakamkan di perkuburan Manila pada Sabtu di samping orang tuanya, dua ikon demokrasi negara Asia Tenggara itu.
Ratusan pelayat berpakaian hitam dan putih, beberapa juga mengenakan pakaian kuning – warna yang diasosiasikan dengan keluarga Aquino dan revolusi 1986 yang menggulingkan seorang diktator – pita dan masker wajah, menghadiri misa dan upacara pemakaman.
“Untuk pria yang sangat kami syukuri sebagai saudara kami, kami akan selamanya bangga padamu, terima kasih, kami merindukanmu dan mencintaimu,” kata Maria Elena Aquino-Cruz, kakak perempuan Aquino, pada misa pemakaman. Â
“Untuk kalian semua, bos Noy, terima kasih.”
Jenazah Aquino dikremasi pada Kamis. Ribuan orang mengantre untuk melayat di sebuah gereja di almamaternya pada Jumat.
Warga Filipina berbaris di sepanjang jalan untuk memberi penghormatan selama satu jam konvoi puluhan kendaraan dari almamaternya, Universitas Ateneo de Manila, ke pemakaman di selatan ibu kota.
Militer memberi hormat dengan 21 tembakan meriam dan sebuah helikopter menghujani bunga kuning. Di kediaman Aquino di jantung ibu kota, para pendukung meninggalkan bunga krisan, lonceng kuning, dan bunga matahari untuk mendiang pemimpin itu.
Di antara mereka yang memberi hormat kepada Aquino adalah wakil presiden dan sekutu politik Leni Robredo, dan teman-teman dekat. Sebagian besar pendukung diblokir di pintu masuk pemakaman untuk mencegah pertemuan massal dan penyebaran COVID-19.
“Saya menghormati seorang pemimpin yang rendah hati dan memberikan cinta sejati untuk negara, rakyat, dan Tuhan,” kata Thelma Chua (64), yang mengenakan kemeja kuning saat pemakaman, kepada Reuters.