WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Aksi mengeruduk kediaman Menko Polhukam Mahfud MD yang ditempati ibundanya, Khodijah, di Pamekasan, Jawa Timur, mendapat kecaman dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
PBNU menyayangkan tindakan pengepungan terhadap rumah yang ditempati ibunda Mahfud MD tersebut.
Sekretaris Jenderal PBNU, HA Helmy Faishal Zaini, menegaskan tindakan pengepungan tersebut sebagai hal yang sangat tidak tepat.
Menurutnya, jika ada pihak yang tidak setuju terhadap kebijakan seseorang dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik, lebih tepat jika keluhan atau protes disampaikan ke kantor pemerintahan atau kantor DPRD.
“Saya kira kalau kita tidak setuju dengan seseorang dalam kapasitas sebagai pejabat akan leih tepat kita mendatangi kantor pemerintahan seperti kantor bupati atau kantor DPRD untuk menyampaikan pesan dan kritik terhadap kapasitas seseorang selaku pejabat,” ujar Sekjen Helmy di Jakarta, Kamis (3/12/2020) pagi, dilansir NU Online.
Mendengar kabar pengepungan tersebut, pihaknya berharap ibunda dari Mahfud MD diberikan kesabaran, kekuatan, dan ketabahan.
Ia menyampaikan anggota Banser telah melakukan upaya pengamanan serta penjagaan terhadap rumah ibunda Mahfud MD.
Sekjen menegaskan PBNU menolak segala aksi teror dan ancaman. “Ini kita sayangkan sekali. Sebagai umat beragama mari kita menyampaikan pesan-pesan aspirasi kita bil hikmah, dengan penuh cara-cara bijaksana,” imbuhnya.
PBNU juga berharap kepada semua pihak untuk mampu menahan diri tidak melakukan provokasi maupun teror.