WARTABANJAR.COM, KABUL – Atlet Afghanistan, Zakia Khodadadi, pada Selasa meminta pertolongan ketika ia berupaya keluar dari Kabul dan menghidupkan kembali mimpinya menjadi atlet putri pertama dari negaranya di Paralimpiade.
Komite Paralimpiade Afghanistan (APC) sebelumnya pada Senin (16/8) menyatakan dua atlet mereka batal tampil di Paralimpiade Tokyo 2020 yang dimulai pada 24 Agustus menyusul kerusuhan yang diakibatkan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
Kelompok itu telah menguasai kota-kota besar dan sekarang mengendalikan sebagian besar Afghanistan.
Atlet para-taekwondo Khodadadi dalam pesan video dari Kabul yang diteruskan oleh Chef de Mission APC Arian Sadiqi yang berbasis di London untuk Reuters mengatakan bahwa dia merasa “terpenjara”, tinggal dengan keluarga besarnya tapi tidak mampu pergi keluar dengan rasa aman untuk berlatih, belanja atau sekadar mengunjungi rekan dan kerabatnya.
Berbicara dalam bahasa Farsi, dan diterjemahkan oleh Reuters, Khodadadi mengatakan merasa menjadi beban tambahan bagi kerabatnya yang tidak memiliki cukup makanan untuk anak-anak mereka sendiri.
“Saya memohon kepada kalian semua, bahwa saya seorang perempuan Afghanistan dan sebagai wakil dari perempuan Afghanistan saya meminta tolong kepada Anda,” kata dia.
“Niat saya berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020, tolong genggam tangan saya dan bantu saya.
“Saya mendesak Anda semua, mulai dari perempuan di seluruh dunia, institusi untuk perlindungan perempuan dari semua organisasi pemerintah, untuk tidak membiarkan hak-hak warga perempuan Afghanistan di gerakan Paralimpiade direnggut begitu saja.