WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulkan, memastikan inflasi di wilayahnya tetap terkendali meski berada sedikit di atas rata-rata nasional. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi mingguan yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri RI secara virtual di Command Center Banjarbaru, Senin (25/11/2024).
“Alhamdulillah, kondisi inflasi saat ini masih stabil. Inflasi nasional tercatat 1,71 persen (y-to-y) dan 0,08 persen (m-to-m), sedangkan Kalsel berada di angka 1,81 persen (y-to-y),” jelas Sulkan.
Kabupaten dengan IPH Tinggi
Sulkan menyebutkan, Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kalsel pada pekan kedua November mencapai 0,81 persen.
Beberapa daerah mencatatkan IPH di atas rata-rata provinsi, di antaranya:
Kabupaten Tapin: 1,47 persen
Hulu Sungai Selatan: 1,11 persen
Tanah Bumbu: 1,12 persen
Hulu Sungai Utara: 0,89 persen
Peningkatan ini dipicu oleh kenaikan harga daging ayam ras dan bawang merah. Namun, Sulkan menegaskan bahwa kenaikan harga tersebut masih dalam batas normal dan tidak melampaui harga acuan.
“IPH Kabupaten Tapin bahkan masuk 10 tertinggi nasional,” tambahnya.
Realisasi Dana Dekonsentrasi
Dalam upaya pengendalian inflasi pangan daerah, Sulkan melaporkan bahwa realisasi dana dekonsentrasi untuk Kalsel telah mencapai 89,71 persen.
“Realisasi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di Kalsel,” tutupnya.
Langkah strategis yang diambil pemerintah provinsi ini diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat sekaligus mengantisipasi lonjakan harga menjelang akhir tahun.(nur muhammad/berbagai sumber)