WARTABANJAR.COM, GAZA- Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa para korban kekejaman penjajah Israel di Gaza, Palestina bisa terserang wabah penyakit.
Hal itu mengingat perang antara Palestina dan Israel per kemarin, Sabtu (3/2/2024) sudah memasuki hari ke 118.
Lebih dari separuh warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang terdampak serangan ini, rumah-rumah mereka dihancurkan Israel, membuat mereka harus mengungsi ke Rafah.
Sementara itu, kondisi pengungsian di Rafah pun kurang memadai bahkan digenangi banjir.
Mengutip video kondisi daerah pengungsian Rafah yang diunggah WHO, Minggu (4/2/2024) sore, seorang warga Gaza, Amouneh Abu Salout mengatakan dia harus menumpang di tenda sebelahnya karena anaknya sakit.
Kondisi tenda memprihatinkan karena banjir dan cuaca berangin sementara anaknya ada yang sakit.
“Anak-anak saya sakit karena kedinginan dan saya tak bisa mengantar mereka ke dokter,” keluhnya.
Di antara anaknya ada yang sakit jantung.
Dia juga mengeluhkan tenda yang tipis dan terbuka sementara kondisi cuacanya dingin.
“Kami tak bisa membakar kayu karena anak-anak akan terkena dampaknya. Mereka kelaparan dan kami tak bisa berbuat banyak,” katanya lagi.
Dia juga mengeluhkan melonjaknya harga-harga bahan kebutuhan sekarang akibat bantuan diblokir penjajah Israel.
Hal ini menyebabkan kelangkaan barang sehingga harga-harga menjadi melambung.
“Kami tak memiliki makanan dan air. Kalau dulu harganya 10 shekel sekarang jadi 50 shekel,” lanjutnya.
Ia berharap, penjajahan oleh Israel ini segera berakhir dan ia sekeluarga bisa kembali ke rumahnya.